- Home »
- Pemanasan Global »
- Peran Siswa dalam Mengatasi Pemanasan global
Udara
adalah bagian penting dari bumi tempat kita tinggal. Di dalam udara
terdapat oksigen yang harus kita hirup dan masukkan dalam paru-paru kita
setiap detiknya. Tumbuhan juga memerlukan oksigen untuk respirasi serta
karbondioksida dari udara untuk melakukan fotosintesis. Tak hanya itu,
lapisan-lapisan udara menyaring dan melindungi permukaan bumi kita dari
sengatan langsung sinar matahari yang berbahaya. Mengingat manfaat udara
yang sangat vital bagi kelangsungan umat manusia, maka kebersihan serta
komposisi udara harus dilindungi dari pencemaran. Tidak dapat
dibayangkan berbagai masalah yang akan terjadi jika terjadi kerusakan
atau perubahan dalam komposisi udara kita.
Menurut
undang-undang No. 23 Tahun 1997 Pasal 1 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, polusi udara mengandung pengertian yaitu masuknya bahan-bahan
pencemar ke dalam udara sedemikian rupa sehingga mengakibatkan kualitas
udara menurun dan lingkungan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Polusi udara terjadi ketika terdapat polutan udara dalam jumlah dan
waktu ( periode ) tertentu di udara yang dapat membahayakan manusia,
binatang, tanaman dan tanah. Udara dan atmosfer yang tercemar akan
meningkatkan pemanasan global karena meningkatnya efek rumah kaca.
Apakah
Efek Rumah Kaca itu? Dalam kondosi alami yang normal dan terkontrol,
atmosfer yang terdiri dari berbagai lapisan gas dan debu berfungsi
melindungi bumi dari pancaran radiasi sinar matahari. Ketika pancaran
radiasi matahari memasuki atmosfer, sebagian dipantulkan kembali oleh
awan-awan atau debu yang menyelimuti bumi sedangkan sebagian sinar
diteruskan hingga mencapai permukaan bumi. Sinar matahari yang mencapai
permukaan bumi, sebagian diserap oleh daratan sedangkan sebagian lagi
dipantulkan kembali ke angkasa oleh es, salju serta permukaan reflektif
bumi yang lainnya. Pantulan sinar dari permukaan bumi ini sebagian tidak
dapat kembali ke angkasa karena tidak dapat menembus lapisan atmosfer
sehingga kembali lagi ke permukaan bumi, begitu seterusnya hingga bumi
kita menjadi hangat. Proses kembalinya sinar yang dipantulkan oleh
permukaan bumi ini disebut efek rumah kaca. Tanpa adanya efek rumah kaca ini, buni kita akan menjadi terlalu dingin dan tidak layak huni.
Tetapi
seiring dengan bertambahnya usia bumi serta semakin beragamnya kegiatan
manusia, komposisi gas-gas dalam lapisan atmosfer menjadi meningkat
sehingga semakin banyak pantulan sinar matahari yang kembali ke
permukaan bumi, dan bumi menjadi semakin panas. Hal ini sering disebut
pemanasan global.
Pemanasan
global ini lambat laun akan menyebabkan berubah dan bergesernya iklim
di bumi. Perubahan iklim ini tentu saja akan berdampak pada berubahnya
ekosistem yang ada di bumi. Sebagian besar ekosistem ini tidak akan bisa
bertahan dan dapat menjadi punah. Dampak lain adalah mencairnya es dan
salju yang ada di kutub-kutub bumi. Semakin banyak es kutub yang
mencair, maka selanjutnya volume air laut akan meningkat dan bukan tidak
mungkin daratan akan berkurang karena terendam oleh air laut. Indonesia
sebagai negara kepulauan tentu saja akan mendapatkan pengaruh yang
sangat besar.
Polutan
yang dapat meningkatkan komposisi gas-gas rumah kaca serta pemanasan
global sebagian besar bersumber dari hasil sampingan kegiatan manusia.
Polutan tersebut antara lain berasal dari penggunaan bahan bakar fosil
untuk transportasi, industri, konversi energi dan pembakaran limbah yang
menghasilkan buangan ke udara.
Banyak
hal-hal yang dapat kita lakukan untuk ikut berpartisipasi dalam
mencegah pemansan global. Sebagai pelajar kita dapat berpartisipasi
dengan cara-cara yang sederhana. Hal yang paling sederhana adalah dengan
menanam pohon untuk penghijauan. Bila masing-masing dari kita menanam
satu saja pohon untuk penghijauan, maka akan tumbuh ribuan pohon baru.
Pohon-pohon ini tentu saja akan besar manfaatnya dalam menyerap CO2 dan
berbagai gas lain yang dapat meningkatkan efek rumah kaca.
Selain
itu, kita dapat mengurangi emisi gas CO yang dihasilkan kendaraan
bermotor dengan bepergian menggunakan sepeda atau berjalan kaki. Menurut
penelitian, gas CO yang berasal dai kendaraan bermotor memberikan
kontribusi sebesar 75 % dari jumlah total polusi udara di daerah
perkotaan. Bepergian dapat dilakukan dengan
naik angkutan umum, sepeda, maupun berjalan kaki. Selain dapat
berpartisipasi mengurangi pemanasan global, berjalan kaki merupakan
kegiatan yang menyehatkan. Alternatif lain untuk mengurangi emisi CO
dari kendaraan bermotor adalah dengan menggunakan dan merawat kendaraan
bermotor secara teratur. Mesin yang tak terawat
akan menghasilkan pembakaran dalam mesin kendaraan tidak sempurna dan
emisi gas CO semakin meningkat.
Konversi
dari satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain hampir selalu
menghasilkan panas. Apabila panas ini terakumulasi dari konversi energi
yang terjadi di seluruh dunia maka tentu saja hal ini akan meningkatkan
pemansan global. Oleh karena itu, marilah sebisa mungkin kita
menggunakan berbagai macam energi dengan hemat. Kita dapat menghemat
energi dengan cara yang sederhana. Mematikan lampu bila hari sudah cukup
terang dan tidak membiarkan alat elektronik menyala selama berjam-jam
tanpa dipakai adalah contoh menghemat energi.
Hal-
hal yang sederhana dan mudah dilakukan ternyata dapat mengurangi
pemansan global didunia. Dengan mendisiplinkan diri untuk melakukan
hal-hal sederhana itu, kita telah ikut membantu mencegah dunia dari
berbagai bencana akibat pemansan global. Jadi apa lagi yang kita tunggu?
Sebagai generasi muda dari negara tropis yang merupakan paru-paru
dunia, sudah seharusnya kita mulai menanamkan kebiasaan menjaga dan
melestarikan lingkungan hidup.