Ini dia tugas mimin yang cukup sulit.. materinya lumayan sulit di dapat (tidak bisa ol dan tidak punya buku), tapi untunglah bisa di kerjakan.. Jika ingin download, saya sudah sediakan di bawah makalah ini..
MAKALAH TENTANG SIKAP GIGIH
BAB
I
PENDAHULUAN
Gigih artinya
keras hati, tetap dan teguh pada pendirian dan pikiran. Dengan demikian orang
yang gigih ialah orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai yang
dicita-citakan sampai pada batas kemampuan. Makna lain adalah “teguh hati”
dalam menjalankan serta mempertahankan prinsip baik di bidang agama, pendirian
dan norma hidup, maupun segala hal yang terkait dengan sisi keseharian yang
ditempuh manusia.
Contoh seorang yang gigih adalah Thomas Alfa Edison dalam bereksperimen yang dilakukan secara berulang-ulang, maka ditemukannlah energy listrik.
Setiap kita memiliki cita-cita atau impian, tapi hanya sedikit dari kita yang bisa meraih cita-cita tersebut, karna yang bertindak melakukan atau mewujudkan impian lebih sedikit daripada yang hanya sekedar mengimpikan saja tanpa melakukan apa-apa.
Memang mebayangkan itu tidak salah, malah sangat saya anjurkan anda membayangkan apapun yang anda cita-citakan, karna sesungguhnya jika anda belum bisa [...]
Setiap kita memiliki cita-cita atau impian, tapi hanya sedikit dari kita yang bisa meraih cita-cita tersebut, karna yang bertindak melakukan atau mewujudkan impian lebih sedikit daripada yang hanya sekedar mengimpikan saja tanpa melakukan apa-apa.
Memang mebayangkan itu tidak salah, malah sangat saya anjurkan anda membayangkan apapun yang anda cita-citakan, karna sesungguhnya jika anda belum bisa memiliki cita-cita anda dalam bayangan anda, anda tidak akan pernah mendapatkannya dalam dunia nyata.
Manamungkin anda bisa kaya, membayangkan uang 1 miliar saja tidak bisa, manamungkin anda memiliki mobil BMW, jika membayangkan menyetir mobil BMW saja tidak bisa dan manamungkin anda bisa mendapatkan wanita cantik jika membayangkan saja tidak bisa.
Contoh : “coba anda bayangkan artis Aura Kasih Tertarik Pada Anda”
Bagi anda yang bisa membayangkan “SELAMAT” karna cepat atau lambat anda pasti bisa mendapatkan wanita cantik meskipun bukan aura kasih, tanpa anda sadari anda sudah mengirmkan gambaran kepada alam bawah sadar anda, alam bawah sadar anda tidak tahu apakah yang anda bayangkan hanya impian atau nyata.
Sehingga memaksa alam bawah sadar anda untuk memaksa pikiran sadar anda untuk mewujudkan impian anda menjadi kenyataan, ide-ide atau inspirasi akan bermunculan di benak anda tanpa anda sadari dan tahu darimana datanganya ide-ide tersebut.
Dan bagi anda yang mengatakan “tidak mungkin”, “tidak terbayangkan”, nah, lihat membayangkan saja anda tidak bisa apalagi jadi kenyataan.
Pertanyaanya : Jadi apakah hanya dengan mengimpikan atau membayangkan, kita bisa mendapatkan cita-cita kita?
Tentu tidak, tapi seperti yang saya jelaskan di atas, memimpikan itu tujuannya hanya untuk mendapatkan ide-ide baru dan memabangun hasrat membara anda.
Untuk membantu anda mempermudah mendapatkan apapun yang anda inginkan, saya akan berikan satu sikap dari beberapa sikap yang harus anda miliki
KEGIGIHAN
Henry Ford (penemu mobil) selalu mengerjakan rencananya dengan kegigihan, yang membuat dia di cap sebagai orang yang tidak punya belas kasihan, dia akan terus memaksa ketujuh insinyurnya menciptakan impiannya sampai berhasil.
Sedangkan secara umum orang selalu membidik sasaran yang tinggi, dan menyerah ketika perlawanan pertama menghadang, hanya sedikit yang mau terus dan mengabaikan semua perlawanan sampai mereka berhasil mewujudkan impian mereka.
Jadi, jangan heran jika orang kaya lebih sedikit daripada orang miskin.
Seberapa besarkah anda menghasratkan cita-cita anda, karna anda tahu sendiri titik tolak semua pencapaian adalah tergantung seberapa besar hasrat anda akan sesuatu, jika hasrat anda lemah, akan mendatangkan hasil yang lemah, seperti api kecil menghasilkan panas sediki, jadi jika anda mendapatkan diri anda kurang gigih maka silahkan membangun api yang lebih besar di bahwa hasrat anda.
Tanpa kegigihan anda akan kalah bahkan sebelum mulai, dengan kegigihan anda akan menang.
Oleh karna itu, bersikaplah gigih dalam mewujutkan impian anda, betapapun lambatnya anda harus bergerak pada awalnya, kegigihan menghasilkan keberhasilan.
Jika anda tidak gigih dalam mengulangi setiap kegagalan bermain game Point Blank atau Winning Eleven anda tidak akan pernah menang, jika saat ini anda merasa menang dan merasa mudah memainkan game tersebut, itu karna pada awalnya hasrat membara memaksa anda untuk terus melakukan game tersebut, terserah berapa lama dan berapa uang yang anda habiskan yang pasti saat ini game tersebut sudah anda taklukkan.
Kegigihan tidak bisa digantikan, kualitas ini tidak dapat digantikan oleh kualitas lain, camkan itu! Dan kegigihan akan mengangkat semangat anda pada awalnya ketika keadaan Nampak sulit dan lambat.
Bagi mereka yang sudah memupuk atau membiasakan sifat gigih nampaknya menikmati perlindungan dari kegagalan, pada akhirnya mereka jadi pemenang.
Dunia akan berteriak “SELAMAT” aku tahu kamu bisa melakukannya, kepada mereka yang tarus bangkit setelah beberapa kekalahan mereka alami dan terus berusaha dan menang.
Bagi anda yang tidak gigih, anda tidak akan pernah mendapatkan prestasi bahkan anda tidak akan naik kelas.
Mereka yang mampu melewati kekalahan akan mendapatkan ganjaran penuh atas kegigihan mereka, mereka menerima sebagai konpensasi, apapun tujuan yang mereke kejar, bukan itu saja, mereka menerima sesuatu yang jauh lebih penting dibanding konpensasi materi, yaitu pengetahuan bahwa SETIAP KEGAGALAN MEMBAWA BENIH MANFAAT.
Hanya sedikit yang mengetahui betapa pentingnya kegigihan, mereka adalah orang-orang yang tidak menerima kekalahan sebagai batu loncatan menuju kesuksesan.
Tidak sedikit orang yang jatuh dalam kekalahan, dan tidak pernah bangkit kembali, hanya sedikit yang mengambil hukum kekalahan sebagai cambuk untuk berusaha lebih keras.
Nah, sekarang apa saja yang membuat kita menjadi gigih.
KEMANTAPAN TUJUAN
Mengetahui apa yang diinginkan adalah langkah pertama, dengan mengetahui tujuan yang pasti akan mebuat anda lebih bersamangat dan gigih.
HASRAT
Dengan hasrat yang membara tercipta kegigihan yang tidak mengenal kekalahan.
KEMANDIRIAN
Dengan mandiri akan mendorong anda untuk mengikuti sebuah rencana dengan kegigihan
KEMANTAPAN RENCANA-RENCANA
Meskipun rencana anda lemah pada awalanya, akan mendorong kegigihan, apalagi dengan rencana yang mantap.
KEBIASAAN
Kegigihan adalah hasil langsung dari kebiasaan, pikiran menyerap dan menjadi bagian pengalaman sehari-hari yang diperolehnya, ketakuan musuh terburuk, dapat disebuhkan secara efektif dengan mengulang-ulang tindakan dengan berani, orang yang pernah terlibat dalam peperangan tahu hal ini.
Meskipun masih ada yang lain, saya rasa lima bagian di atas bisa membangun sifat gigih anda.
Sedikit kita alihkan ke masalah romansa. Bagi anda yang masih takut mendekati wanita, saya rasa bagian ke lima bisa anda terapkan, yaitu dengan mengulang-ulang tindakan berani mendekati wanita, dengan sendirinya rasa takut anda akan hilang.
Thomas A Edison pernah gagal lebih dari 10.000 kali dan mengatakan “saya bukan gagal, hanya saja saya telah menemukan 10.000 cara yang tidak efektif”
Dan ini kata terakhir untuk anda dari saya
“ALAM AKAN SENANTIASA MEMBAYAR BERAPAPUN CEK YANG ANDA TULIS JIKA ANDA BERSIFAT GIGIH”
Pembahasan ini sangat panjang dan luar biasa, dan masih banyak lagi hal-hal lain yang akan saya bagikan untuk anda, tentunya untuk kesuksesan Materi dan Romansa anda.
BAB
II
DALIL
NAQLI SIKAP GIGIH
Sikap gigih atau
kerja keras serta optimis termasuk diantara akhlak mulia yakni percaya akan
hasil positif dalam segala usaha.
Oleh karena itu, manusia harus optimis dan tidak boleh pesimis. Perhatikan Firman Allah SWT berikut :
Artinya : “… Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri …” (QS Ar-Ra’d : 11)
Manusia sebagai makhluk yang bersifat individu dan sosial selalu mempunyai keinginan untuk meningkatkan kemajuan prestasi serta taraf hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan hidupnya selalu ingin dipenuhi dengan berbagai macam cara. Agar keinginan tersebut dapat tercapai sehingga mendapatkan rezeki yang halal dan tayyib (baik). Caranya telah diisyaratkan dalam firman Allah yang artinya :
Artinya : “Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak – banyak agar kamu beruntung”. (QS Al-Jumu’ah : 10)
Oleh karena itu, manusia harus optimis dan tidak boleh pesimis. Perhatikan Firman Allah SWT berikut :
Artinya : “… Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri …” (QS Ar-Ra’d : 11)
Manusia sebagai makhluk yang bersifat individu dan sosial selalu mempunyai keinginan untuk meningkatkan kemajuan prestasi serta taraf hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan hidupnya selalu ingin dipenuhi dengan berbagai macam cara. Agar keinginan tersebut dapat tercapai sehingga mendapatkan rezeki yang halal dan tayyib (baik). Caranya telah diisyaratkan dalam firman Allah yang artinya :
Artinya : “Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak – banyak agar kamu beruntung”. (QS Al-Jumu’ah : 10)
BAB
III
PENDAPAT
PARA TOKOH
Pendapat para tokoh :
Oleh Hasan Basri
Tanjung MA
Dalam buku Asbabun Nuzul yang disusun oleh KH Q Shaleh dkk (1995) menukil riwayat mengenai asbabun nuzul (sebab turun) surah al-Kahfi ayat 23-24. “Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut); ‘Insya Allah’.” (QS al-Kahfi [16]:23-24).
Suatu hari, kaum Quraisy mengutus an-Nadlr bin al-Harts dan Uqbah bin Abi Mu’ith menemui seorang pendeta Yahudi di Madinah untuk menanyakan kenabian Muhammad. Lalu, kedua utusan itu menceritakan segala hal yang berkaitan dengan sikap, perkataan, dan perbuatan Muhammad.
Lalu, pendeta Yahudi berkata, “Tanyakanlah kepada Muhammad akan tiga hal. Jika dapat menjawabnya, ia Nabi yang diutus. Akan tetapi, jika tak dapat menjawabnya, ia hanyalah orang yang mengaku sebagai Nabi. Pertama, tanyakan tentang pemuda-pemuda pada zaman dahulu yang bepergian dan apa yang terjadi kepada mereka. Kedua, tanyakan juga tentang seorang pengembara yang sampai ke Masyriq dan Maghrib dan apa yang terjadi padanya. Ketiga, tanyakan pula kepadanya tentang roh.”
Pulanglah utusan itu kepada kaum Quraisy. Lalu, mereka berangkat menemui Rasulullah SAW dan menanyakan ketiga persoalan tersebut di atas. Rasulullah SAW bersabda, “Aku akan menjawab pertanyaan kalian besok.” Rasul menyatakan itu tanpa disertai kalimat “insya Allah”.
Rasulullah SAW menunggu-nunggu wahyu sampai 15 malam, namun Jibril tak kunjung datang. Orang-orang Makkah mulai mencemooh dan Rasulullah sendiri sangat sedih, gundah gulana, dan malu karena tidak tahu apa yang harus dikatakan kepada kaum Quraisy. Kemudian, datanglah Jibril membawa wahyu yang menegur Nabi SAW karena memastikan sesuatu pada esok hari tanpa mengucapkan “insya Allah”. (QS al-Kahfi [18]:23-24).
Dalam kesempatan ini, Jibril juga menyampaikan tentang pemuda-pemuda yang bepergian, yakni Ashabul Kahfi (18:9-26); seorang pengembara, yakni Dzulqarnain (18:83-101); dan perkara roh (17:85).
Mufassir Ibnu Jarir ath-Thabari dalam Kitab Jaami’ul Bayan menjelaskan, “Inilah pengajaran Allah kepada Rasulullah SAW agar jangan memastikan suatu perkara akan terjadi tanpa halangan apa pun, kecuali menghubungkannya dengan kehendak Allah SWT.
Sungguh agung makna kata “insya Allah” itu. Di dalamnya dikandung makna paling tidak empat hal. Pertama, manusia memiliki ketergantungan yang tinggi atas rencana dan ketentuan Allah (tauhid). Kedua, menghindari kesombongan karena kesuksesan yang dicapai (politik, kekayaan, keilmuan, dan status sosial.) Ketiga, menunjukkan ketawaduan (keterbatasan diri untuk melakukan sesuatu) di hadapan manusia dan Allah SWT. Keempat, bermakna optimisme akan hari esok yang lebih baik.
Bagaimana jika kata “insya Allah” dijadikan tameng untuk memerdaya manusia atau dalih untuk melepaskan diri dari tanggung jawab? Sesungguhnya kita telah melakukan dua dosa. Pertama, menipu karena menggunakan zat-Nya. Kedua, kita telah menipu diri kita sendiri karena sesungguhnya kita enggan menepatinya, kecuali sekadar menjaga hubungan baik semata dengan rekan, kawan, atau relasi.
Dalam buku Asbabun Nuzul yang disusun oleh KH Q Shaleh dkk (1995) menukil riwayat mengenai asbabun nuzul (sebab turun) surah al-Kahfi ayat 23-24. “Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut); ‘Insya Allah’.” (QS al-Kahfi [16]:23-24).
Suatu hari, kaum Quraisy mengutus an-Nadlr bin al-Harts dan Uqbah bin Abi Mu’ith menemui seorang pendeta Yahudi di Madinah untuk menanyakan kenabian Muhammad. Lalu, kedua utusan itu menceritakan segala hal yang berkaitan dengan sikap, perkataan, dan perbuatan Muhammad.
Lalu, pendeta Yahudi berkata, “Tanyakanlah kepada Muhammad akan tiga hal. Jika dapat menjawabnya, ia Nabi yang diutus. Akan tetapi, jika tak dapat menjawabnya, ia hanyalah orang yang mengaku sebagai Nabi. Pertama, tanyakan tentang pemuda-pemuda pada zaman dahulu yang bepergian dan apa yang terjadi kepada mereka. Kedua, tanyakan juga tentang seorang pengembara yang sampai ke Masyriq dan Maghrib dan apa yang terjadi padanya. Ketiga, tanyakan pula kepadanya tentang roh.”
Pulanglah utusan itu kepada kaum Quraisy. Lalu, mereka berangkat menemui Rasulullah SAW dan menanyakan ketiga persoalan tersebut di atas. Rasulullah SAW bersabda, “Aku akan menjawab pertanyaan kalian besok.” Rasul menyatakan itu tanpa disertai kalimat “insya Allah”.
Rasulullah SAW menunggu-nunggu wahyu sampai 15 malam, namun Jibril tak kunjung datang. Orang-orang Makkah mulai mencemooh dan Rasulullah sendiri sangat sedih, gundah gulana, dan malu karena tidak tahu apa yang harus dikatakan kepada kaum Quraisy. Kemudian, datanglah Jibril membawa wahyu yang menegur Nabi SAW karena memastikan sesuatu pada esok hari tanpa mengucapkan “insya Allah”. (QS al-Kahfi [18]:23-24).
Dalam kesempatan ini, Jibril juga menyampaikan tentang pemuda-pemuda yang bepergian, yakni Ashabul Kahfi (18:9-26); seorang pengembara, yakni Dzulqarnain (18:83-101); dan perkara roh (17:85).
Mufassir Ibnu Jarir ath-Thabari dalam Kitab Jaami’ul Bayan menjelaskan, “Inilah pengajaran Allah kepada Rasulullah SAW agar jangan memastikan suatu perkara akan terjadi tanpa halangan apa pun, kecuali menghubungkannya dengan kehendak Allah SWT.
Sungguh agung makna kata “insya Allah” itu. Di dalamnya dikandung makna paling tidak empat hal. Pertama, manusia memiliki ketergantungan yang tinggi atas rencana dan ketentuan Allah (tauhid). Kedua, menghindari kesombongan karena kesuksesan yang dicapai (politik, kekayaan, keilmuan, dan status sosial.) Ketiga, menunjukkan ketawaduan (keterbatasan diri untuk melakukan sesuatu) di hadapan manusia dan Allah SWT. Keempat, bermakna optimisme akan hari esok yang lebih baik.
Bagaimana jika kata “insya Allah” dijadikan tameng untuk memerdaya manusia atau dalih untuk melepaskan diri dari tanggung jawab? Sesungguhnya kita telah melakukan dua dosa. Pertama, menipu karena menggunakan zat-Nya. Kedua, kita telah menipu diri kita sendiri karena sesungguhnya kita enggan menepatinya, kecuali sekadar menjaga hubungan baik semata dengan rekan, kawan, atau relasi.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sikap gigih dapat diwujudkan dengan cara:
1. mengambil langkah positif
Jangan larut dengan kekecewaan! segeralah ambil langkah positif. Kesimpulan ini didapat dari kisah seekor burung yang membuat sarang sebagai berikut:
Dikisahkan seorang penyair suatu hari pergi berjalan-jalan di sebuah taman dan melihat serpihan sarang burung terhempas di atas rumput. Badai telah menghempaskan sarang itu dari pohon dan sekaligus menghancurkannya. Selagi memikirkan nasib sarang burung yang telah hancur, ia mendongakkan kepalanya ke atas pohon, ia sangat terpana karena di atas sana tampak sarang burung baru sudah bertengger di atas ranting pohon.
Rupanya burung itu tidak sempat terlarut oleh kekecewaan, mereka terpacu untuk segera mengatasi masalah yang dihadapi, dan saat ini burung tersebut sedang menikmati sarang barunya.
2. mulailah berpikir positif
Cobalah untuk berpikir positif, yakinlah bahwa kita akan berhasil (kalau kita tidak yakin berarti kita sudah gagal duluan).
Kisahnya adalah mengenai seekor kuda balap bernama Man O’War. Diusianya yang baru 2 tahun, ia telah berhasil memenangkan 6 kali perlombaan. Tetapi pada tahun 1919, untuk pertamakalinya ia dikalahkan oleh kuda lain bernama Upset. Mengapa? Simak kisahnya berikut ini:
Hari itu di luar kebiasaan, kuda dibiarkan menunggu di luar palang sampai 5 menit sebelum perlombaan. Man O’War yang selalu diserang gugup pada saat sebelum pertandingan dimulai, melakukan start yang buruk. Ketika kuda-kuda lainnya sudah menghambur ke luar palang, ia baru berada di urutan ke 5 dari 7 kuda lainnya.
Kuda-kuda yang sudah biasa memenangkan perlombaan sering merasa gugup dan bahkan langsung menyerah kalau startnya sudah salah. Tetapi tidak demikian halnya dengan Man’O War. Dengan tenangnya ia mencoba menyusul lawan-lawannya. Ketika sampai di pertengahan finish, ia telah berhasil ke posisi ke 4. Dan ketika tinggal sepertiga dari garis finish ia telah berpindah ke posisi ke 3. Saat kuda-kuda hamper mencapai garis finish, ia telah berhasil menempati posisi kedua. Hanya tinggal 10 langkah dari garis finish, kepalanya menempati posisi kedua. Hanya tinggal 10 langkah dari garis finish, kepalanya telah sejajar dengan pelana Upset. Seandainya saja garis finishnya masih agak jauh, mungkin ia dapat menyusulnya dan memenangkan perlombaan.
Tapi ceritanya belum habis sampai di situ saja. Setahun kemudian dengan telak Man’O War dapat mengalahkan Upset.
3. mengambil pelajaran dari contoh-contoh positif
Salah satu kiat mengatasi kegagalan adalah dengan mengambil pelajaran atau contoh-contoh positif dari mereka yang gigih.
Contoh bisa ditemukan dimana saja, bisa dari orang yang kita kenal secara langsung, bisa dari buku, atau dari lingkungan disekitar kita.
Kisah berikut menceritakan tentang Tamerlane, seorang kaisar Mongolia pada abad ke 14 yang mengambil pelajaran dari contoh positif:
Dikisahkan bala tentaranya berhasil dilumpuhkan musuhnya, akibatnya merekapun tercerai berai. Kaisar Tamerlane bersembunyi di sebuah gudang makanan ternak sementara pasukannya melarikan diri ke luar negeri.
Saat ia terkulai diliputi rasa sedih dan putus asa, Tamerlane mengamati seekor semut yang tengah berusaha mendorong serpihan jagung naik ke atas tembok. Ukuran butiran jagung itu sendiri lebih besar dari tubuhnya. Ia menghitung telah 69 kali si semut berusaha membawa jagung tersebut naik ke tembok, dan setiap kali itu pula ia terjatuh. Baru pada hitungan ke 70 kalinya ia berhasil mendorong serpihan jagung tersebut naik ke tembok.
Tamerlane terhenyak bangkit dari duduknya dan berteriak! Kalau begitu, ia pun akhirnya menang! Dan benar, ia berhasil!
Setelah mengumpulkan kekuatannya kembali dengan mudah ia mengalahkan musuhnya. Daerah kekuasaannya kemudian meluas dari Laut Hitam sampai ke wilayah hulu sungai Gangga.
4. Mengembangkan Sikap Gigih
Disini saya diingatkan untuk Jangan sekali-kali meremehkan sikap gigih. Sifat ini merupakan salah satu sifat yang harus dipupuk guna mengatasi rasa putus asa.
Ada tujuh kiat yang dapat membantu mengembangkan dan meningkatkan kegigihan:
a. tujuan pasti;langkah awal paling penting untuk mengembangkan sikap gigih adalah memiliki tujuan yang pasti.
b. niat;sikap gigih dalam mengejar apa yang ingin di raih akan lebih mudah jika dilakukan dengan niat
c. target;target dan rencana yang telah ditentukan akan mengembangkan sikap gigih
d. Pengetahuan yang akurat;dengan pengetahuan yang akurat mengenai rencana yang ingin kita wujudkan, kegigihan untuk mewujudkan akan lebih terarah.
e. kerjasama;kegigihan akan terpupuk jika kita juga senantiasa menunjukkan sikap simpati, pengertian serta mau bekerjasama dengan orang-orang lain.
f. tekad;Tekad untuk mengarahkan seluruh rencana agar bisa terwujud akan semakin memantapkan sikap gigih.
g. kebiasaan;sikap gigih bisa terbentuk karena factor kebiasaan. Munculnya sikap tersebut didapat melalui pengalaman hidup sehari-hari.
BAB V
PENUTUP
Dari penjelasan
makalah diatas kami mengharapkan supaya sikap gigih ada pada diri setiap
muslim karena Sikap gigih atau kerja keras serta optimis termasuk
diantara akhlak mulia yakni percaya akan hasil positif dalam segala usaha.Oleh
karena itu, manusia harus optimis dan tidak boleh pesimis.
Link Download
Sekian dari saya.. bila ada pertanyaan, silahkan komentar di bawah ini..