praangggg...
Sultan meleparkan piring yang berisi makanan yang diberikan Rizka padanya.pecahan piring dan makanan berserakan di lantai.
Rizka mundur karena kaget.
"Apa pedulimu denganku ?.Pergi!!!!" bentak Sultan kepada Rizka yang membuatnya semakin kaget.
"Gi,aku tau ini berat,aku ngerti ba..."
"Tau apa kamu dengan perasaan ku ."Sultan memotong pembicaraan Rizka."Ga ada satu pun yang ngerti gimana perasaanku sekarang.Ga ada yang peduli denganku bahkan orang tuaku sendiri,dan kamu ga perlu repot-repot memperhatikan."Sultan kalap
Rizka benar-benar mundur kali ini,belum pernah ia melihat Sultan seperti ini.Dia tau Sultan sedang banyak masalah,tapi dia tak menyangka Sultan bisa sekalap ini.gak ada gunanya  memaksakan diri pikirnya,Sultan mungkin butuh waktu sendiri
Setelah Rizka pergi ,Sultan semakin kalap.Dia melempar semua barang-barang yang ada di kamarnya.Sultan terduduk diantara barang-barang yang berserakan.Dia muak dengan semuanya.Kedua orang tuanya hanya sibuk dengan urusan meraka sendiri,jarang ada di rumah,dan kalau pun mereka pulang, mereka cuma bertengkar dan saling menyalahkan.Mereka sama sekali tidak peduli dengan Sultan,segala cara sudah dilakkan Sultan agar orangtuanya mau memperhatikan Sultan,tapi tetap gak ada hasilnya.
Bahkan Sultan hampir di keluarkan dari sekolah karena memukuli temannya hingga masuk rumah sakit,orang tua Sultan malah bertengkardan melempar kesalahan.                                                                                                                                                                           Sultan merasa benar-benar putus asa.
Dan  terakhir yang membuat Sultan tertekan adalah saat dia tau bahwa dia bukan anak kandung orang tuanya,dia hanya anak angkat,Dan selama ini orang tuanya merahasiakan kenyataan itu.Sultan gak sengaja mendengarnya saat kedua orang tuanya sedang bertengkar.Sultan tak bisa terima keadaan ini,untuk apa harta melimpah,buat apa kehidupan yang mewah,kalau kenyataannya dia gak bahagia.
Selama ini, cuma Rizka yang selalu menemaninya,Rizka adalah teman dari kecil,sama Rizka dia menumpahkan kekesalannya,tempat dia berbagi suka dan duka.Tapi sekarang Sultan seperti kehilangan kepercayaaan,dia ga percaya siapa pun lagi,baginya semua hanya pura-pura.dia benci semuanya.
Rizka datang besoknya,dia berharap Sultan sudah bisa tenang lagi.tapi dia salah,Sultan masih bersikap sama
"Mau apa lagi kamu kesini ? Apa kamu ga ngerti juga.Udahlah di dunia ini ga ada yang pedui sama aku, semua hanya pura-pura.pergi sana! Dasar cewe ga tau diri.ku ga mau liat muka kamu lagi!"
"SULTAN !!!" Rizka benar-benar ga bisa percaya dengan apa yang di dengarnya.
"Ya cewe ga tau diri,PUAS!!?!!?!,sekarang pergi dari sini."
Rizka bagai disambar petir.Dia ga nyangka Sultan akan mengatakan seperti itu.Rizka lari meninggalkan Sultan dia tak bisa menahan air mata yang keluar.
Dalam keadaan kalut Sultan memacu motornya dengan kecepatan tinggi,dia gak punya tujuan,hanya dia ingin pergi.Walaupun ga tau kemana.
Sebuah benturan keras menghantam Sultan,Tubuh Sultan.tubuh Sultan terlempar dari motornya,darah mengalir dari kepalanya.Sultan tidak tau lagi apa yang terjadi
Praanngggg.....
Gelas yang dipegang Rizka jatuh dari tangannya
"SULTAN."katanya tanpa sadar.
Sultan terbaring di tempat tidurnya,kepalanya di balut dengan perban.Rizka duduk di sebelah tempat tidur Sultan..Sudah 3 hari Sultan ga sadar,dan selama itu Rizka menemani Sultan,dia gak pernah ninggalin Sultan walau hanya sebentar ,keadaan Sultan kini mulai membaik setelah sempat kritis karena kehilangan banyak darah.
"Sul,aku tau masalah kamu banyak,tapi kamu salah kalau kamu pikir ga ada yang peduli sama kamu.Banyakyang sayang sama kamu,Sul.Dan kalaupun itu bener kan kamu masih punya aku yang selalu peduli dan sayang sama kamu,aku gak akan ninggalin kamu.Tapi kalau kamu ga mau ketemu aku lagi gapapa kamu ga usah khawatir,kamu ga akan liat aku lagi, cepet sembuh ya Sul,"Rizka mengecup kening Sultan dan menghapus air matanya sendiri.
Rizka keluar dari ruang serba putih itu, setelah pamitan dengan kedua orang tua Sultan yang duduk di ruang tunggu,Rizka pergi,bukan cuma dari rumah sakit itu mungkin juga dari kehidupan Sultan.dia memutuskan untuk pindah ke Jerman yang bekerja disana,dan mungkin tidak akan kembali lagi.
Sultan mulai membuka matanya,pertama pandangannya masih kabur,kemudian mulai jelas yang dilihatnya pertama kali adalah kedua orang tuanya yang tersenyum memandangnya.
"Sultan kamu sudah sadar sayang?"jelas sekali nada lega yang di ucap kan mamah Sultan.
"mama.....papa..."ucap Sultan lemah
"maafin mama Sultan , selama ini mama dan papa terlalu sibuk sehingga tidak memperhatikan kamu dan jika kami dirumah kami hanya bertengkar maafin mama sayang " ucap mama Sultan air matanya mengalir di pipinya
"iya Sultan maafin papa juga walaupun kamu bukan anak kandung kami tapi kami sangat menyayangi kamu seperti anak kandung sendiri.Rizka sudah cerita semuanya kepada kami selama kamu koma yang menjaga kamu adalah Rizka bahkan dia pun mendonorkan darah nya untuk kamu."
"Rizka mana ?"kata Sultan yang baru sadar bahwa tidak ada Rizka di sampingnya.
mama dan papa Sultan terdiam tidak menjawab pertanyaan Sultan
"ma...pa... Rizka mana ?"
"sudah pergi jawab papa Sultan "
"pergi?pergi kemana pa?"
"kami gak tau Sultan Rizka hanya bilang dia mau pergi dan mungkin tidak akan kembali" jelas papa Sultan.
" RIZKA ...." Sultan tidak bisa ngomong apa-apa lagi,dia ingat wktu dia mengatai dan mengsir Rizka , dia tak menyangka kata-kata yang di keluarkan saat di emosi bisa membuat dia kehilangan teman yang menyayanginy dan teman yang rela berkorban demi dirinya.
Rizka , maafin aku ya . capnya dalam hati.

Sumber: SITI SYAHMIRA AULIA NOOR
kelas: 7.3/b

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments