Udara adalah bagian penting dari bumi tempat kita tinggal. Di dalam udara terdapat oksigen yang harus kita hirup dan masukkan dalam paru-paru kita setiap detiknya. Tumbuhan juga memerlukan oksigen untuk respirasi serta karbondioksida dari udara untuk melakukan fotosintesis. Tak hanya itu, lapisan-lapisan udara menyaring dan melindungi permukaan bumi kita dari sengatan langsung sinar matahari yang berbahaya. Mengingat manfaat udara yang sangat vital bagi kelangsungan umat manusia, maka kebersihan serta komposisi udara harus dilindungi dari pencemaran. Tidak dapat dibayangkan berbagai masalah yang akan terjadi jika terjadi kerusakan atau perubahan dalam komposisi udara kita.

Menurut undang-undang No. 23 Tahun 1997 Pasal 1 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, polusi udara mengandung pengertian yaitu masuknya bahan-bahan pencemar ke dalam udara sedemikian rupa sehingga mengakibatkan kualitas udara menurun dan lingkungan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Polusi udara terjadi ketika terdapat polutan udara dalam jumlah dan waktu ( periode ) tertentu di udara yang dapat membahayakan manusia, binatang, tanaman dan tanah. Udara dan atmosfer yang tercemar akan meningkatkan pemanasan global karena meningkatnya efek rumah kaca.
Apakah Efek Rumah Kaca itu? Dalam kondosi alami yang normal dan terkontrol, atmosfer yang terdiri dari berbagai lapisan gas dan debu berfungsi melindungi bumi dari pancaran radiasi sinar matahari. Ketika pancaran radiasi matahari memasuki atmosfer, sebagian dipantulkan kembali oleh awan-awan atau debu yang menyelimuti bumi sedangkan sebagian sinar diteruskan hingga mencapai permukaan bumi. Sinar matahari yang mencapai permukaan bumi, sebagian diserap oleh daratan sedangkan sebagian lagi dipantulkan kembali ke angkasa oleh es, salju serta permukaan reflektif bumi yang lainnya. Pantulan sinar dari permukaan bumi ini sebagian tidak dapat kembali ke angkasa karena tidak dapat menembus lapisan atmosfer sehingga kembali lagi ke permukaan bumi, begitu seterusnya hingga bumi kita menjadi hangat. Proses kembalinya sinar yang dipantulkan oleh permukaan bumi ini disebut efek rumah kaca. Tanpa adanya efek rumah kaca ini, buni kita akan menjadi terlalu dingin dan tidak layak huni.
Tetapi seiring dengan bertambahnya usia bumi serta semakin beragamnya kegiatan manusia, komposisi gas-gas dalam lapisan atmosfer menjadi meningkat sehingga semakin banyak pantulan sinar matahari yang kembali ke permukaan bumi, dan bumi menjadi semakin panas. Hal ini sering disebut pemanasan global.
Pemanasan global ini lambat laun akan menyebabkan berubah dan bergesernya iklim di bumi. Perubahan iklim ini tentu saja akan berdampak pada berubahnya ekosistem yang ada di bumi. Sebagian besar ekosistem ini tidak akan bisa bertahan dan dapat menjadi punah. Dampak lain adalah mencairnya es dan salju yang ada di kutub-kutub bumi. Semakin banyak es kutub yang mencair, maka selanjutnya volume air laut akan meningkat dan bukan tidak mungkin daratan akan berkurang karena terendam oleh air laut. Indonesia sebagai negara kepulauan tentu saja akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Polutan yang dapat meningkatkan komposisi gas-gas rumah kaca serta pemanasan global sebagian besar bersumber dari hasil sampingan kegiatan manusia. Polutan tersebut antara lain berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk transportasi, industri, konversi energi dan pembakaran limbah yang menghasilkan buangan ke udara.
Banyak hal-hal yang dapat kita lakukan untuk ikut berpartisipasi dalam mencegah pemansan global. Sebagai pelajar kita dapat berpartisipasi dengan cara-cara yang sederhana. Hal yang paling sederhana adalah dengan menanam pohon untuk penghijauan. Bila masing-masing dari kita menanam satu saja pohon untuk penghijauan, maka akan tumbuh ribuan pohon baru. Pohon-pohon ini tentu saja akan besar manfaatnya dalam menyerap CO2 dan berbagai gas lain yang dapat meningkatkan efek rumah kaca.
Selain itu, kita dapat mengurangi emisi gas CO yang dihasilkan kendaraan bermotor dengan bepergian menggunakan sepeda atau berjalan kaki. Menurut penelitian, gas CO yang berasal dai kendaraan bermotor memberikan kontribusi sebesar 75 % dari jumlah total polusi udara di daerah perkotaan. Bepergian dapat dilakukan dengan naik angkutan umum, sepeda, maupun berjalan kaki. Selain dapat berpartisipasi mengurangi pemanasan global, berjalan kaki merupakan kegiatan yang menyehatkan. Alternatif lain untuk mengurangi emisi CO dari kendaraan bermotor adalah dengan menggunakan dan merawat kendaraan bermotor secara teratur. Mesin yang tak terawat akan menghasilkan pembakaran dalam mesin kendaraan tidak sempurna dan emisi gas CO semakin meningkat.
Konversi dari satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain hampir selalu menghasilkan panas. Apabila panas ini terakumulasi dari konversi energi yang terjadi di seluruh dunia maka tentu saja hal ini akan meningkatkan pemansan global. Oleh karena itu, marilah sebisa mungkin kita menggunakan berbagai macam energi dengan hemat. Kita dapat menghemat energi dengan cara yang sederhana. Mematikan lampu bila hari sudah cukup terang dan tidak membiarkan alat elektronik menyala selama berjam-jam tanpa dipakai adalah contoh menghemat energi.
Hal- hal yang sederhana dan mudah dilakukan ternyata dapat mengurangi pemansan global didunia. Dengan mendisiplinkan diri untuk melakukan hal-hal sederhana itu, kita telah ikut membantu mencegah dunia dari berbagai bencana akibat pemansan global. Jadi apa lagi yang kita tunggu? Sebagai generasi muda dari negara tropis yang merupakan paru-paru dunia, sudah seharusnya kita mulai menanamkan kebiasaan menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments